Lihat dan renungkan
Ketika pisau-pisau tajam menghujam
Perut ibumu yang lemah teramat lemah
Darah merah saga bercucuran
Bagai air pancuran
Dengan tubuh lunglai
Kerdipkan mata pelan-pelan
Hempaskan sisa-sisa nafas
Yang ia simpan di balik tubuh lemas
Selama sembilan bulan
Ketika itu ibumu ada
Di atas pangkuan malak maut pencabut nyawa.
Dengan bibir pucat nan letih
Ibumu berpasrah diri.
" Oh.....Gusti kang Mahasuci
Kula hangelilakaken nyawa kula
Minangka pitebusing gesang yoga kula ".
Iapun senyum lega
Ketika lengking seruling tangismu ada
Ketika cornea matamu semburatkan cahya
Tuk menghapus derita lara
Ketika kamu ada di perutnya.
Mari kita jaga
Agar ia selalu senyum gembira
Dengan tutur kata ber-etika
Pandanglah selalu wajahnya
Dengan hormat dan rendah dada
Sopan santun kita jaga
Supaya ia tidak menangis kedua.
Mari kita senandungkan doa
" Aduh Gusti mugi paring pangapura
Dumateng awak kula
Dumateng kanjeng ibu
Lan dumateng kanjeng rama
Welas asih jengandika kersa
Hangluberaken dumateng ibu bapa
Kados enggen ibu bapa
Ngluberaken welas asih pangrimat dumateng kula
Nalika wekdal alit kula "
Robbighfir lie Wa Liwalidayya
Warhamhuma kama robbayanie shoghiro
Amien.
Nopember 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar